The Best Offer 2013

Virgil Oldman (Geoffrey Rush), seorang pria paruh baya yang bekerja sebagai juru lelang yang handal. Sejak awal Oldman tampak sebagai seseorang yang mampu memegang kendali atas apa yang dia kerjakan. Ketika Oldman menilai karya seni seolah membuat  karya seni tersebut memiliki nilainya tersendiri, murah atau mahal.

Adegan minum sampanye pada awal film menunjukkan bagaimana seorang Oldman adalah seorang penting yang dipandang tetapi hidup dalam kesendirian. Berada ditengah ruang restoran yang ramai dan menjadi pusat perhatiaan beberapa pengunjung lain. Meja yang ditempati oleh Oldman adalah meja yang ideal untuk satu kursi saja.

Kesendirian Oldman mungkin saja berhubungan dengan pekerjaan yang ditekuninya. Selain menjadi seorang ahli dibidang seni, Oldman juga seorang penipu ulung. Diawali dengan meneliti baik-baik karya yang mau dimiliki. Setelah mengetahui nilai dari barang tersebut, Oldman akan bekerja sama dengan Billy Whistler (Donald Sutherland) yang berpura-pura menjadi pembeli sebuah karya. Dengan cara ini maka Oldman mampu mengendalikan sandiwara pelelangan dengan bantuan aktor yang tidak disadari oleh peserta lelang lainnya.

Kemampuannya menggoreng nilai suatu karya nampaknya membuat Oldman dan Billy hidup mewah. Ketidak berhasilan dalam misi penipuan saat pelelangan merupakan hal krusial bagi Oldman yang dapat membuatnya uring-uringan. Dalam kesendiriannya dengan harta yang berlimpah, Oldman memiliki sebuah rahasia yang tersimpan rapih dalam rumahnya.

Sebuah ruangan rahasia dibalik lemari yang terdapat di kamar pribadi Oldman, tersimpan ratusan lukisan potret wanita karya pelukis-pelukis terkenal seluruh dunia dari berbagai era. Tidak diceritakan bagaimana Oldman memperoleh seluruh lukisan tersebut. Namun tentu hal tersebut tidak terlalu sulit bagi seorang Oldman yang kaya dan juga cerdik untuk memperolehnya.

Perubahan  karakter Oldman yang awalnya berkesan dingin dan monoton, terjadi  setelah dia berkenalan dengan Claire Ibbetson (Sylvia Hoeks). Seorang wanita eksentrik yang memiliki vila yang dipenuhi karya-karya seni peninggalan keluarganya yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Claire adalah seorang anti sosial akut yang makin lama tidak pernah bertemu dengan orang lain dan selalu mengunci diri dalam suatu ruangan rahasia.

Ketertarikan Oldman untuk tetap mencoba bekerja sebagai kurator yang menilai karya-karya di Vila karena secara tidak sengaja Oldman menemukan kepingan mesin automaton robot. Kepingan demi kepingan mesin tersebut ditemukan seperti kisah misteri yang menarik. Robert (Jim Sturgess) adalah pemuda yang ahli barang mekanik yang pertama kali dimintai pendapat tentang temuan serpihan mesin.

Sebuah karya seni mekanik kuno yang tentu saja bernilai sangat tinggi, Robert menilai temuan Oldman. Tentu saja hal ini membuat hubungan antara Oldman dan Claire semakin lama semakin intens karena saling membutuhkan. Oldman dengan misinya mengumpulkan harta karun dalam Vila Claire, sedangkan Claire membutuhkan Oldman untuk menilai barang-barang antik di rumahnya.

Emosi manusia seperti halnya karya seni, bisa dipalsukan. Semua perasaan bisa dipalsukan, seperti senang, benci, sedih, sakit, sembuh bahkan juga cinta. Kira-kira itulah yang disampaikan Billy kepada Oldman yang kelimpungan ketika menyadari bahwa Claire yang anti sosial tiba-tiba menghilang dengan kondisi pintu vilanya yang terbuka.

Seketika kehidupan Oldman yang serba rapi dan terukur, menjadi semrawut dan kacau. Kemampuannya sebagai juru lelang yang handal hilang begitu saja dan lalu menjadi bahan tertawaan semua peserta.  Oldman telah jatuh hati pada seorang perempuan yang tidak jelas asal-usulnya. Bahkan semua koleganya pun tidak bisa menemukan siapa gerangan Claire Ibbetson, bagaikan sosok perempuan misterius tersebut yang tiba-tiba muncul di muka bumi.

Ditengah kebimbangannya tentang kehilangan Claire, tiba-tiba Oldman diingatkan oleh sebuah telepon untuk mencari diseluruh pelosok Vila Claire. Apakah mungkin terdapat ruang rahasia yang belum diselidiki olehnya. Benar saja, ternyata Claire bersembunyi dibalik tembok loteng Vila Claire. Semenjak saat itu hubungan mereka berdua semakin intim. Bahkan Claire rela untuk meninggalkan vila tersebut demi menyelamatkan Oldman yang diserang oleh perampok pada suatu malam.

Giuseppe Tornatore seorang sineas kebangsaan Itali adalah sutradara dan penulis naskah The Best Offer. Tornatore adalah salah satu dari pembuat film terdepan di Itali yang juga telah memenangkan piala Oscar melalui film Cinema Paradiso. Jika membandingkan film Cinema Paradiso yang berpusat pada hubungan dua tokoh Toto dan Alfredo si pengurus bioskop. Maka The Best Offer menawarkan jalinan cerita yang lebih kompleks dan berpusat pada tokoh Virgil Oldman.

Perlu diingat, film ini memiliki narasi tentang intrik penipuan, seperti halnya sulap maka kisah penipuan memiliki jalan cerita yang penuh kejutan. Jika pembaca belum menonton film ini dan mau merasakan sensasi plot twist maka sebaiknya cukup membaca sampai sini saja.

Sekiranya semua penonton film The Best Offer akan teringat dengan dialog Virgil dan Oldman tentang bagaimana emosi manusia sama halnya dengan karya seni. Semuanya bisa dipalsukan, diciptakan atau dibuat-buat. Disini maka suatu nilai kebenaran atau keaslian perlu dipertanyakan kembali. Mungkinkah manusia hanya menciptakan imajinasi-imajinasi hanya untuk kepuasan semata. Bahwa sebenarnya tidak ada lagi yang bisa dibilang sebagai sebuah ”harga”? 

Pada akhir cerita Oldman akhirnya kembali sendirian. Semua orang disekitar Oldman seolah pemain drama yang beramai-ramai mengelabui dirinya. Billy partnernya di balai lelang, Robert si pemuda ahli teknik yang mengajari Oldman untuk mengerti wanita. Begitu juga Claire dengan seluruh isi rumahnya lengkap dan Fred si penjaga rumah.

Ruang rahasia Oldman yang berisi ratusan lukisan potret wanita dari berbagai pelukis terkenal dan beragam jaman, hilang lenyap. Tentu saja karena begitu cintanya Oldman pada Claire, hingga suatu saat Oldman mengajak Claire untuk masuk kedalam ruang rahasia tersebut. Sebagai gantinya, semua lukisan yang lenyap tersebut berganti dengan automaton yang telah berhasil berfungsi dan berbunyi “akan selalu ada keaslian pada setiap penipuan. Saya bersependapat. Karena itu saya akan merindukan anda, Tuan Oldman.”

Billy yang menghadiahi sebuah lukisan yang bergambar Ibu Claire sebagai sebuah kenang-kenangan kepada Oldman, lukisan ini seolah hadir sebagai tanda perpisahan. Sekaligus makna tentang bagaimana partner in crime ini juga terlibat penipuan yang berhasil membobol rahasia Oldman. Mungkinkah Billy adalah dalang operasi penipuan terhadap Oldman?

Pembawaan cerita The Best Offer juga tampak rapi dengan menampilkan tokoh  wanita kerdil yang diperankan oleh Kiruna Stamell. Hampir sepanjang film, wanita ini duduk dekat jendela di bar yang letaknya tepat di depan Vila Claire. Wanita ini berfungsi mirip dengan kepingan-kepingan mesin automaton.

Sendari awal film, wanita kerdil ini menyebutkan berbagai urutan angka. Pada akhir film dijelaskan bagaimana wanita ini mampu mengingat secara cermat apa saja yang dia lihat, begitu juga apa saja yang dilihat melalui jendela. Dia bisa mengingat dengan cermat bagaimana Claire dan kawannya keluar masuk Vila ratusan kali. Ternyata wanita inilah pemilik asli Vila yang dihuni Claire dan Fred. Menurut wanita kerdil ini, “Vila Claire” memang sering disewakan untuk lokasi syuting film.

Keping automaton yang semakin lama semakin terkumpul dan mulai menggambarkan bentuk utuh robot seolah menjadi  pertanda untuk menggambarkan kepingan puzzle yang kian terkumpul dan menuju akhir cerita. Akhir dari kisah si licik Oldman digambarkan dengan babak yang metaforik, Oldman akhirnya masuk rumah sakit jiwa dan mencari-cari dimana gerangan Claire. Hingga akhirnya sang juru lelang gaek ini termenung pada sebuah restoran yang dipenuhi dekor gerigi mesin yang bergerak... sendirian tanpa teman.   

Comments